Jumat, 13 April 2012

Ular Truno Bamban

Trimeresurus albolabris
   Ular truno bamban (Trimeresurus albolabris) termasuk ular berbisa yang berbahaya. Ular ini dikenal juga dg nama ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jawa). Dlm bahasa Inggris disebut dengan nama white-lipped tree viper. Ular ini berwarna hijau, tapi karena cukup banyak jenis-jenis ular pohon yang berwarna hijau agak sulit membedakannya, seperti halnya ular pucuk  dan ular bajing termasuk ular berwarna hijau yang tidak berbahaya.
   Ular truno bamban dikepala dan tubuh bagian atas berwarna hijau daun. Ditubuhnya terdapat belang putih memanjang dan hitam pada kulit bawah sisik. Sisi bawah tubuh kuning terang sampai kuning pucat atau kehijauan; pada hewan jantan dengan garis kuning yang lebih tua (atau lebih nyata) pada batas dengan warna hijau.
Truno bamban (Trimeresurus albolabris)
   Ular ini aktif di malam hari (nokturnal) dan tidak begitu lincah. Menyukai hutan bambu dan belukar yang tidak jauh dari sungai, ular bangkai laut sering didapati berdiam di antara daun-daun dan ranting semak atau pohon kecil sampai dengan 3m di atas tanah.
   Ular truno bamban (Trimeresurus albolabris) termasuk ular yang agresif, mudah merasa terganggu dan menggigit. Ular ini merupakan penyumbang kasus gigitan ular terbanyak, yakni sekitar 50% kasus di Indonesia dan 2,4% diantaranya berakibat fatal. Ular ini memiliki bisa yang berbahaya. Bisa ular ini bersifat hemotoksin yg bekerja merusak sistem peredaran darah.
   Gigitan ular ini pada manusia menimbulkan rasa sangat sakit dan kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan,kulit membengkak dan sebagian akan berwarna merah gelap. Seiring terjadi pembengkakan, rasa kaku dan nyeri terasa terutama pada persendian antara luka dan jantung. Apabila tidak ditangani dengan baik, perdarahan internal dapat menyusul terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, dan bahkan dapat membawa kematian.




posted by: FHC.org
sumber : wikipedia